Sukses Mudik - Mudik sudah menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, tidak hanya menjadi kebiasaan namun menjadi suatu kewajiban untuk bertemu dengan sanak famili di kampung halaman. Hasrat bertemu keluarga atau bahkan pembuktian diri akan kejayaan di kota rantau. Tetapi mudik menjadi sebuah tragedi jika nantinya malah kehilangan barang, kecopetan, atau bahkan kehilangan nyawa.
Saya sendiri tidak mengalami yang namanya mudik dalam kurun waktu 4 tahun ini. Tetapi saya pernah merasakan menjadi pemudik dalam kurun waktu 4-5 tahun ketika kuliah. Pulang demi sungkem kepada kedua orangtua untuk mendapatkan maaf.
Tentu saja saya pulang dengan santai, tetapi yang namanya oleh-oleh menjadi sebuah kewajiban utama untuk keluarga, tetangga, atau bahkan sahabat. Repotnya jika itu malah memberatkan saya sebagai pemudik dengan jiwa anak kost, santai, hemat dan tidak menyusahkan diri sendiri.
Hal yang pertama saya lakukan
Melihat kondisi keuangan (anak kost), Kenapa ini menjadi poin utama ? karena orang tua saya hanya menanggung tiket saja dan tentunya nilainya harus pas atau kalo bisa lebih murah dari jumlah yang diberikan.
Melihat kondisi keuangan (Pegawai). Kondisi keuangan pegawai tentunya lebih baik, ada gaji bulanan dan ada THR. Tetapi ya gaya hidup akan sedikit menyulitkan jika melihat kondisi keuangan yang tidak tentu. Bagi mereka yang menjadi pegawai, mulailah menyimpan sebagian uang gaji anda pada 2 bulan sebelum puasa. Katakanlah 30% dari total uang pendapatan anda. Kenapa 30%, jika 30% ini anda kalikan 2 bulan maka totalnya menjadi 60% + 30% pada saat bulan puasa + THR. Nominalnya tentu 160% dari Gaji yang anda dapatkan. Belum lagi jika THR itu 2x gaji bulanan anda. Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan urungkan niat anda! Kenapa, karena anda akan meminjam uang pada teman anda dan kemungkinan akan ditolak, karena dia juga memerlukannya. Anda malah jadi malu nantinya.
Mulailah hunting tiket. Saya mulai melakukan hunting tiket 1 minggu pertama bulan Ramadhan dan saya menggunakan moda transportasi udara. Berdasarkan pengalaman saya, harga tiket itu variatif tiap jamnya dan itupun fluktuatif. Terkadang harganya menjadi tinggi dan terkadang harganya melambung jauh. Tentu saja saya akan mencari harga terendah. Coba saja anda melakukan hal ini pada hari umum. Harga tiket itu akan berbeda-beda (Lucu padahal). Jika anda menggunakan moda kapal tentu saja harganya wajar dan tetap, tetapi anda harus rela bersabar dan bermalam dipelabuhan akibat keterlambatan kapal. Moda darat berupa kereta, tiket menjadi barang gaib anda harus memesan jauh-jauh hari sebelumnya.
Barang yang harus dibawa pulang. Mulailah mendata barang yang harus dibawa pulang, ingat semakin sedikit barang yang anda bawa pulang semakin memudahkan gerak anda di bandara, terminal, atau bahkan pelabuhan. Apalagi jika anda harus membawa barang berserta mengontrol putra dan putri anda diwaktu yang bersamaan.
Mengirimkan sebagian barang. Kenapa mengirimkan sebagian barang ini menjadi penting ? karena tentunya kembali ke point 4. Sedikit barang bawaan akan memudahkan gerak anda dimanapun. Oleh-oleh dapat anda kirim melalui jasa ekspedisi tentunya yang mudah anda lacak keberadaannya. Beberapa barang dan peralatan kuliah saya cicil untuk dapat dikirim melalui ekspedisi. Aman dan tidak memberatkan. Anda juga dapat mengirimkan sepeda motor melalui jasa kereta api atau kapal laut agar dikota asal anda mudah dalam melakukan silaturahmi. Tetapi tentunya akan merepotkan jika anda mengirimkan balik ke kota rantau anda. Jika dikota anda sudah ada kendaraan keluarga yang tidak digunakan ? kenapa harus repot mengirimkan kendaraan anda ? kecuali anda akan meninggalkannya untuk keluarga.
Pulang dengan kendaraan pribadi. Jika anda pulang menggunakan kendaraan pribadi lakukanlah pengecekan kendaraan maksimal sebelum pulang. Kenapa ? ini mencegah terjadinya mogok dan kerusakan di jalan raya. Selain rawan dan menyulitkan tentunya akan mengganggu aktivitas anda. Kendaraan pribadi disini adalah mobil bukan motor, jika anda mudik dengan menggunakan motor tentunya akan menyakiti diri anda sendiri dan bahkan anda akan menyakiti istri atau putra dan putri anda. Bijaklah dalam penggunaan kendaraan pribadi ini.
Ya, itulah beberapa pengalaman pribadi pada saat saya menjadi seorang pemudik dan beberapa hal yang dilakukan keluarga saya pada saat pulang ke kampung halaman orang tua saya. Bagi kami, keselamatan itu adalah hal yang utama. Untuk apa pulang jika nantinya hanya akan mengantarkan tragedi pada diri anda, keluarga dekat anda, dan orang lain ? Keselamatan menjadi poin prioritas dan hal yang utama untuk diri anda dan keluarga.
Salam dan selamat menjalankan “ritual” tahunan ini.(Ramadhan Tahun 2013)
Saya sendiri tidak mengalami yang namanya mudik dalam kurun waktu 4 tahun ini. Tetapi saya pernah merasakan menjadi pemudik dalam kurun waktu 4-5 tahun ketika kuliah. Pulang demi sungkem kepada kedua orangtua untuk mendapatkan maaf.
Tentu saja saya pulang dengan santai, tetapi yang namanya oleh-oleh menjadi sebuah kewajiban utama untuk keluarga, tetangga, atau bahkan sahabat. Repotnya jika itu malah memberatkan saya sebagai pemudik dengan jiwa anak kost, santai, hemat dan tidak menyusahkan diri sendiri.
Hal yang pertama saya lakukan
Melihat kondisi keuangan (anak kost), Kenapa ini menjadi poin utama ? karena orang tua saya hanya menanggung tiket saja dan tentunya nilainya harus pas atau kalo bisa lebih murah dari jumlah yang diberikan.
Melihat kondisi keuangan (Pegawai). Kondisi keuangan pegawai tentunya lebih baik, ada gaji bulanan dan ada THR. Tetapi ya gaya hidup akan sedikit menyulitkan jika melihat kondisi keuangan yang tidak tentu. Bagi mereka yang menjadi pegawai, mulailah menyimpan sebagian uang gaji anda pada 2 bulan sebelum puasa. Katakanlah 30% dari total uang pendapatan anda. Kenapa 30%, jika 30% ini anda kalikan 2 bulan maka totalnya menjadi 60% + 30% pada saat bulan puasa + THR. Nominalnya tentu 160% dari Gaji yang anda dapatkan. Belum lagi jika THR itu 2x gaji bulanan anda. Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan urungkan niat anda! Kenapa, karena anda akan meminjam uang pada teman anda dan kemungkinan akan ditolak, karena dia juga memerlukannya. Anda malah jadi malu nantinya.
Mulailah hunting tiket. Saya mulai melakukan hunting tiket 1 minggu pertama bulan Ramadhan dan saya menggunakan moda transportasi udara. Berdasarkan pengalaman saya, harga tiket itu variatif tiap jamnya dan itupun fluktuatif. Terkadang harganya menjadi tinggi dan terkadang harganya melambung jauh. Tentu saja saya akan mencari harga terendah. Coba saja anda melakukan hal ini pada hari umum. Harga tiket itu akan berbeda-beda (Lucu padahal). Jika anda menggunakan moda kapal tentu saja harganya wajar dan tetap, tetapi anda harus rela bersabar dan bermalam dipelabuhan akibat keterlambatan kapal. Moda darat berupa kereta, tiket menjadi barang gaib anda harus memesan jauh-jauh hari sebelumnya.
Barang yang harus dibawa pulang. Mulailah mendata barang yang harus dibawa pulang, ingat semakin sedikit barang yang anda bawa pulang semakin memudahkan gerak anda di bandara, terminal, atau bahkan pelabuhan. Apalagi jika anda harus membawa barang berserta mengontrol putra dan putri anda diwaktu yang bersamaan.
Mengirimkan sebagian barang. Kenapa mengirimkan sebagian barang ini menjadi penting ? karena tentunya kembali ke point 4. Sedikit barang bawaan akan memudahkan gerak anda dimanapun. Oleh-oleh dapat anda kirim melalui jasa ekspedisi tentunya yang mudah anda lacak keberadaannya. Beberapa barang dan peralatan kuliah saya cicil untuk dapat dikirim melalui ekspedisi. Aman dan tidak memberatkan. Anda juga dapat mengirimkan sepeda motor melalui jasa kereta api atau kapal laut agar dikota asal anda mudah dalam melakukan silaturahmi. Tetapi tentunya akan merepotkan jika anda mengirimkan balik ke kota rantau anda. Jika dikota anda sudah ada kendaraan keluarga yang tidak digunakan ? kenapa harus repot mengirimkan kendaraan anda ? kecuali anda akan meninggalkannya untuk keluarga.
Pulang dengan kendaraan pribadi. Jika anda pulang menggunakan kendaraan pribadi lakukanlah pengecekan kendaraan maksimal sebelum pulang. Kenapa ? ini mencegah terjadinya mogok dan kerusakan di jalan raya. Selain rawan dan menyulitkan tentunya akan mengganggu aktivitas anda. Kendaraan pribadi disini adalah mobil bukan motor, jika anda mudik dengan menggunakan motor tentunya akan menyakiti diri anda sendiri dan bahkan anda akan menyakiti istri atau putra dan putri anda. Bijaklah dalam penggunaan kendaraan pribadi ini.
Ya, itulah beberapa pengalaman pribadi pada saat saya menjadi seorang pemudik dan beberapa hal yang dilakukan keluarga saya pada saat pulang ke kampung halaman orang tua saya. Bagi kami, keselamatan itu adalah hal yang utama. Untuk apa pulang jika nantinya hanya akan mengantarkan tragedi pada diri anda, keluarga dekat anda, dan orang lain ? Keselamatan menjadi poin prioritas dan hal yang utama untuk diri anda dan keluarga.
Salam dan selamat menjalankan “ritual” tahunan ini.(Ramadhan Tahun 2013)
Posting Komentar