Menyiapkan Diri Menjemput Malam Lailatul Qadar - “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS Al Qadar: 1 - 5]
Saya ingin menuliskan sebuah tema yang menurut saya sangat berat. Karena saya sendiri belum pernah merasakan apa yang disebut malam Lailatul Qadar. Saya ingin menuliskan ini karena saya ingin bersama-sama dengan saudara belajar agar lebih semangat lagi meraih apa yang dinamakan malam lailatul qadar.
Saya berharap tahun ini saudara semua, juga saya dan keluarga, bisa bertemu dengan malam lailatul qadar yang juga kita kenal sebagai malam seribu bulan. Sebelum itu mari kita simak surat Al-Anfal ayat 9, "Ketika kalian meminta tolong kepada Allah lalu Allah kabulkan, ketika kalian meminta bantuan kepada Allah lalu Allah perkenankan. Aku akan menurunkan seribu malaikatku untuk menolong manusia"
Saya ingin mengisahkan sebuah kisah kecil. Ada seorang pemuda yang ingin pergi ke kampus. Sebelum berangkat ia pamitan dengan mencium punggung tangan ibunya. Lalu setelah mengucap salam si anak berangkat menuju kampusnya. Setelah si anak menghilang dari penglihatan, si ibu tersadar, kalau anaknya belum dikasih ongkos. Sebagai orang tua pasti bingung deh anaknya berangkat kuliah tanpa ongkos.
Gimana entar dijalan? Lalu gimana dia bisa pulang entar? Ditengah kebingungannya si ibu menengadahkan tangan dan berdoa kepada Allah swt. "Ya, rabb saya belum kasih ongkos kepada anak saya. Tolong jaga dan kawal anak hamba ya Allah dalam perjalanan menuju kampus dan pulang dari kampus"
Selesai berdoa ibu ini masuk ke rumah menuju kamarnya. Dia lantas mengambil wudhu, gelar sajadah dan terus berdoa demi keselamatan anaknya. Lalu apa yang terjadi pada si anak? Di dalam bus si anak ditagih ongkos oleh kondektur. Seperti biasa dia merogoh kantong celananya. Ternyata gak ada uang di sana. Begitu juga di kantung kemeja dan dompetnya gak ada uang juga. Gelagapan si anak ini karena sadar ia gak bawa uang.
Berdebatlah si kenek sama nih anak. Lagi seru-serunya si anak berdebat sama kondektur, dari belakang ada yang nepak dan negur nih anak.
"Gak bawa duit nak?" tanya seorang bapak.
"Iya om, gak bawa duit"
"Ya udah saya yang bayar"
Dipanggil kondektur tersebut ama si bapak dan dikasih uang lima puluh ribu rupiah sambil berujar, "Kembaliannya kasih anak ini aja pak"
Saudara, selama ini kita pikir ini peristiwa biasa dan kebetulan aja. Padahal coba kita sadari berdasar ayat diatas tadi, bisa jadi itu bukan manusia. Bisa jadi itu malaikat yang Allah turunkan karena mengabulkan doa sang ibu. Nah, itu baru satu malaikat yang Allah turunkan untuk menolong manusia. Tahu gak nanti pada malam Lailatul Qadar malaikat yang datang bukan hanya satu tapi sepasukan. Pokoknya banyak dan dipimpim langsung oleh malaikat Jibril sebagai jenderalnya.
Tadi bagaimana saya kasih contoh baru satu malaikat saja sudah menyelesaikan satu urusan si anak. Gimana kalo Allah kasih sepasukan malaikat diturunkan oleh Allah SWT untuk mengurusi urusan kita. Jika di bulan-bulan lain yang gak semestinya malaikat turun tapi Allah turunin. Lalu gimana dengan di malam lailatul qadar, di bulan ramadan ini, yang memang Allah merintahin malaikat untuk turun membantu kita nih manusia.
Subhanallah begitulah rahasia malam lailatul qadar. Malam yang kemuliaannya senilai lebih dari 1000 bulan. Malam disaat Allah SWT membuka selebar-lebar ampunan dan memberikan rahmatnya kepada manusia yang sungguh-sungguh mau beribadah kepada-Nya.
Nah, masih banyak yang suka bertanya-tanya kapan nih malam Lailatul Qadar datang? Banyak ulama berpendapat malam Lailatul Qadar adanya di 10 malam terakhir. Makanya tuh Rasulullah SAW beserta sahabatnya di 10 malam terakhir itu menyibukkan diri untuk beribadah. Mereka I'tikaf.
Aisyah R.A. berkata, “Nabi apabila telah masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengikat sarung beliau, menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau.” [HR Bukhari]
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw, biasanya nih terbalik ama kebanyakan kita yang pada malam-malam terakhir jelang berakhirnya ramadan malah sibuk dengan urusan duniawi. Pusat-pusat perbelanjaan penuh oleh mereka yang berbelanja baju. Yang ibu-ibu sibuk buat kue dan segala macamnya. Pokoknya lupa kite ada waktu yang sangat istimewa pada saat itu.
Pada 10 malam terakhir itu Rasulullah sawa begadang. Tilawah Al-Qur'an, berdoa dan memohon ampun kepada Allah swt. Lihat manusia besar yang dosanya sudah dihapuskan saja masih memohon ampun kepada Allah SWT. Kita yang dosanya segudang begitu pongah dan sombong.
Terus pernah ada yang bilang, "Gak kuat ustad begadang semalaman" Saya jawab, "Lah kalo ada bola begadang kuat-kuat aja tuh meski besok paginya kerja" Di sini keimanan kita diuji. Kita yakin gak dengan janji Allah SWT? kalo yakin ya udah gak usah pake nawar-nawar lagi kerjain deh.
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Saya tidak akan berpanjang lebar menjelaskan tanda-tanda lailatul qadar. Karena Rasulullah saw sudah memberikan tandanya dengan jelas. mari kita simak beberpa hadits berikut yang mengutarakan tanda-tanda datangnya malam lailatul qadar.
Dari Ubay R.A, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda (yang artinya), “Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan, seperti syiqi jafnah (setengah bejana).” (HR Muslim)
Dan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (Ibnu Khuzaimah).
Dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah SAW: “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni)
Sibukkan Diri Dengan Ibadah
Diatas telah disampaikan pada 10 malam terakhir bulan ramadan Rasulullah saw telah mencontohkan menyibukkan dirinya dengan ibadah. Ambil deh wudhu, gelar sajadah dan bermunajat sebanyak-banyaknya kepada Allah swt. Jangan menunggu. Sebagai seorang muslim kita harus aktif. Jemput deh malam istimewa ini. Ibadah di malam lailtul qadar pahalanya lebih besar dari pahala beribadah seribu bulan.
Manfaatkan deh ini malam buat kita mendekatkan diri kepada Allah. Jaga 10 malam terakhir untuk beribadah karena insya Allah jika diperkenankan kita akan bertemu dengan malam lailatul qadar. Karena ulama mengatakan mereka yang menghidupkan malam, maksudnya beribadah kepada Allah, pada sepuluh hari terkahir bulan ramadan akan mendapat pahala lailatul qadar walaupun tidak merasakan tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar.
Sedangkan mereka yang tidak menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar meski melihat tanda-tanda malam lailatul qadar tidak akan mendapat pahala lailatul qadar. Yang pekerja bisa deh mulai atur untuk mengambil cuti pada 10 hari terakhir ramadan. Yang mau belanja baju-baju baru disiapin deh mulai dari sekarang. Bahkan banyak orang yang belanja kebutuhan baju lebarannya jauh sebelum puasa agar pas ramadan nanti gak disibukin dengan hal-hal duniawi.
Datangi deh masjid-masjid terdekat. Sekarang banyak kok masjid yang pada 10 malam terakhir mengadakan acara i’tikaf. Nah, samperin deh tuh. Berdoa deh dan bermunajat. Karena bisa jadi kita tidak akan bertemu dengan ramadan tahun depan. Mari, mumpung masih ada waktu beberapa hari kedepan kita persiapkan diri menjemput malam penuh rahmat tersebut. (Ustad Yusuf Manyur)(Ramadhan Tahun 2013)
Posting Komentar